BBM KAMPRET
Suatu hari, ada dua orang anak SD yang baru pulang dari sekolah. Mereka
adalah Darmin dan Kijo. Di perjalanan pulang, mereka berbincang-bincang tentang
kenaikan BBM yang berdampak pada mereka.
Darmin: “Jo, aku heran loh.’’
Kijo : “Heran kenapa Min?’’
Darmin: “Tadi itu loh, Bu Guru bilang kalau BBM naik lagi.”
Kijo : “Lha apa hubungannya
dengan kita?”
Darmin: “Ya ada hubungannya lah. Coba kamu pikir deh, kalau dihitung- hitung...”,
belum selesai Darmin bicara,Kijo sudah memotong pembicaraannya.
Kijo : “Wah, jangan
hitung-hitungan Min, matematika saja aku dapat nilai 20 kok, masa suruh
hitung-hitung.”
Darmin: “Ya sudah, ganti. Begini, kalau dihitung, eh bukan dihitung, maksudnya
kalau dipikir lagi, biasanya kita kalau berangkat sekolah kan diantar, terus
kalau kita pulang sekolah kan dijemput. Nah, sekarang lihat. Kita jalan kaki.”
Kijo : “Ya iya, jalan itu pakai kaki lah.”
Darmin: “Dengerin dulu!”, kata Darmin sambil matanya melotot.
Kijo : “Nih, mau permen gak?”,
Kijo menawarkan permen pada Darmin.
Darmin: “Oh, makasih. Eh, kok jadi permen? Aku mau jelasin dulu.”
Kijo : “Ya, terusin dulu.”
Darmin:
“Gara-gara BBM naik, kita jadi telat pulang kerumah. Nasi tinggal sedikit, Jo.”
Kijo : “Benar juga, Min. Wah, pintar kamu, Min.
Sejak kapan Min kamu jadi jenius begini?”, Kijo menepuk-nepuk kepala Darmin.
Darmin: “Wah, kamu
jahat, Jo.”
Kijo : “Kalau begini terus kita harus lapor Pak
RT, Min.”
Sesampainya dirumah Pak RT.
“Tok…Tok…Tok….”
Darmin:
“Assalamualaikum, Pak RT.”, teriak Darmin dari luar rumah Pak RT.
Kijo : “Pak RT, Pak RT…”, Kijo juga berteriak.
Pak RT: “Ada
apa sih teriak-teriak?”, Pak RT membuka pintu sambal menguap.
Darmin: “Pak RT,
BBM naik!!!”
Kijo : “Iya Pak.”
Pak RT: “Kalau
naik ya turunin aja. Sudah, saya mau tidur. Tolong jangan ganggu. Gara-gara
kalian, mimpi saya menjadi Presiden Hyundai Department Store punya ayahnya Choi
Siwon yang di Korea Selatan itu jadi hilang. Sudah, sana pergi!!.”, kata Pak RT
sambil menutup pintu rumahnya.
Darmin dan Kijo hanya bisa melongo dan terheran-heran.
Terima kasih kiriman tugas Anda. Saran, mengingat ini teks cerita lebih baik dominan teks tidak di percakapan. Percapakan atau dialog hanya sebagai penyedap cerita. Itu pun penulisannya tidak menggunakan model drama, menggunakan tanda titik dua (:), melainkan menggunakan dialog yang ada di cerpen atau novel.
BalasHapus